1 Benua 3 Negara 6 Kota Part III

Bismillahitawakaltu Allalahi Lahaulla  Walaquata Illabillahil Aliilladzim, Ya Allah aku berangkat hari ini menuju negara itu ke tempat negara yang pernah aku impikan ketika masih anak-anak dulu, ku gendong ransel ku, kudorong koper merahku, kuraih tangan mamah sambil kucium punggung tangannya seraya pamit dan kuminta restu doa beliau agar dimudahkan dalam perjalanan dan diberikan keselamatan dari pergi sampai ku kembali ke negara tercinta Indonesia.

Setelah menerima telepon dari sopir yang akan mengantarkan ku ke bandara setelah telepon ditutup ku tunggu kedatangan sopir tersebut kok tidak kunjung datang juga, katanya sudah berada di dekat rumahku, sekali lagi kuterima telepon dari sopir dari travel cipaganti tersebut, kuangkat teleponnya kembali terjadi percakapan yang sedikit bikin agak sedikit jengah dibuatnya

Sopir : halo pak ini kok rumahnya ga ada ya, alamatnya dimana pak apa sudah benar

Saya : Iya alamatnya sudah benar Jl. Cikajang 19 No. 14

Sopir : Kok tidak ada cikajang 19 ya pak

Saya : loh rumah saya itu alamatnya Jl. cikajang 19 ga ada gimana

Sopir : Saya ada di depan PDAM pak kantor PDAM

Saya : itu sudah terlewat pak bapak harus putar arah lagi

Sopir : saya sudah bolak balik 3 kali pak,saya tinggal saja ya pak

Saya : loh gimana sih bapak ini saya sudah menunggu di depan gang, alamat rumah saya jl. cikajang 19 patokannya ada plang mesjid al-hikmah berwarna hijau yang tulisannya ada alamat Jl. cikajang 17

Sopir : tidak ada pak saya udah bolak balik

Saya : sebenarnya bapak sudah berada di posisi mana saya sudah menunggu bapak di depan gang bukan di dalam rumah kalo bapak berada di depan kantor PDAM bapak harus putar arah lagi , kemudian cari tukang tambal ban saya menunggu disana dekat apotek dan ada bengkel motor di dekat sana coba bapak pelankan kendaraannya

Sopir : saya sudah bolak balik tiga kali pak tapi tidak ada, saya harus jemput penumpang yang lain lagi pak

Saya : gimana sih bapak saya sudah menunggu bapak disini selama tigapuluh menit petunjuk arah sudah jelas saya sudah booking tiket untuk penerbangan, jangan sembarangan pak, siapa nama bapak ?

Sopir : iya pak tapi saya sudah bolak balik tidak ada

Saya :” ini sopir lama lama mengesalkan “ bapak putar arah lagi liat sebelah kanan bapak saya pake jaket kulit hitam dan pake rompi dengan tas ransel hitam

Sopir : Oh iya pak saya sudah lihat , maaf ya

Saya : mmmmhhh… ini sopir mudah-mudah bukan awal yang buruk dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, yasudah pak tidak apa-apa (sambil istigfar dalam hati meminta diberikan kesabaran

Dalam travel saya tidak mau banyak berbicara karena khawatir ini mungkin ujian dari Allah untuk kesabaranku, mungkin ini belum seberapa khawatir selanjutnya ada cobaan yang akan kuhadapi lagi, sabar saja sambil ku baca doa untuk menaiki kendaraan “Bismillahimajreha wa mursaha “, sudahlah lupakan kejadian mengesalkan tadi berpikiran positif saja, mungkin benar dia sudah bolak balik tiga kali, sedikit membuka percakapan ku tawarkan permen padanya menggunakan bahasa sunda sesuai dengan bahasa ibu di tatar parahiyangan ini “Bade permen kang ?” tanya ku, kusapa dengan sebutan akang karena kuyakin usianya tidak terpaut jauh dengan usiaku, “dia menjawab : Hatur nuhun kang” sambil diambil beberapa permen yang kutawarkan, terjadi percakan yang sedikit intens  lagi

Saya : Sareng Kang Saha ? (dengan siapa namanya ?)

Sopir : Oh abdi Udin (Saya udin)

Saya: Oh tos lami kang udin nyopir di cipaganti ? (sudah lama menjadi sopir di cipaganti?)

Udin : Atos kang tos lami ti taun 2007 an (sudah dari tahun 2007 )

Saya : Oh ngalaman nuju demo mogok kerja kapungkur atuh kang nya ?(mengalami demo mogok kerja ?)

Udin : Oh muhun ngalaman mung abdimah kitu weh kang (ya mengalami hanya seperti itu saja )

Saya : tidak mau memperpanjang pertanyaan mengenai permasalahan ini karena terlihat tidak antusias mengenai hal ini, padahal maksud saya barangkali dia tidak mencintai perusahaan atau tidak mencintai pekerjaannya sehingga tidak melayani dengan hati,

Udin : Kang ngajemput nu sanes heula nya (Kang menjemput penumpang yang lainnya dulu)

Saya : Mangga kang (silahkan kang )

akhirnya percakapan terputus sampai batas itu karena selanjutnya duduk ibu-ibu muda yang terlihat sibuk dengan barang bawaannya dan melakukan percakapan di telepon mungkin dengan anaknya yang hendak ditinggal, tidak mau mengikuti lebih jauh dan mengamati gerak gerik ibu itu saya browsing internet sambil cek email yang dikirim istri saya untuk memastikan kembali tidak akan terlambat untuk cek in di bandara, kubaca kembali jadwal keberangkatan 20 November 2012, depart : Jakarta terminal 3 , 18.50 , Arrive : Kuala Lumpur , 21.50 , nomor flight : QZ 8196, kulihat jam menunjukan pukul 13.00 masih lama untuk sampai bandara karena biasanya apabila macet saya akan sampai tepat pada pukul 16.00 dengan estimasi keterlambatan  satu jam, sambil menikmati perjalanan kututup halaman browsing saya, karena setelah ibu ibu muda yang naik, ternyata masih ada satu orang lagi yang ikut dalam mobil travel yang saya tumpangi seorang mahasiswa perantauan dari pulau sumatera yang duduk di sebelah saya, usianya kira-kira masih 20 tahunan mahasiswa yang baru masuk, dan mahasiswa itu pamit ke teman satu kosnya, “kabarin kalo sudah sampai palembang ya “ , benar dugaan ku ternyata dia orang sumatera yang kuliah di Bandung.

Kulemparkan senyum dan dia membalas senyumanku, selanjutnya di mengeluarkan earphone dan mendengarkan lagu dengan gadget yang dia bawa, sayapun kembali menikmati perjalanan dengan melihat keluar jendela, sudah sampai jalan layang pasopati ya jembatan layang pasopati, salah satu jembatan kebanggan kota Bandung, yang walaupun sempat membahayakan karena penutup atasnya sempat akan terbuka dan copot karena tertempa angin yang besar dan membahayakan bila menimpa, orang yang dibawahnya, tetapi untung saja tidak terjadi pada saat itu karena langsung ada yang memperbaiki dan ketika kejadian akan jatuhny penutup jalan layang saya sedang berjalan menuju jalan pulang terlihat dari dinas kebakaran ada kendaraan dinas kebakaran yang sedang memperbaiki, sambil saya membuka SLR saya bawa sedikit mengabadikan jembatan yang menjadi daya tarik kota bandung ini karena kegagahan dan keindahan jembatan ini ,naikan shutter speed dan ya dapat jalan layang pasopati, dan saya ambil gambar lagi sopir tadi yang sempat membuat saya sedikit jengah, ya kang udin dari kaca spion, sedikit kecewa karena poto yang kuambil tidak terlhat jelas, masukan kembali kamera SLRnya dan ah saatnya istirahat tidur dulu supaya fresh dan lebih segar nanti di rest area baru bangun siapa tau dapat gambar yang bagus dan kuniatkan untuk membeli nasi padang di rumah makan sederhana, dengan gulai otak yang nikmat saat nya tidur, dan sayapun saat ini harus tidur dulu dan menghubungi istri tercinta yang dari tadi ngechat dan kurang kutanggapai dengan serius karena sedang asyik menceritakan kisah ku ini, maaf ya sayang masnya lagi pengen nulis dulu takutnya ilang lagi inspirasinya, nanti lupa lagi apa yang mau ditulis…..Wassalamualaikum…..

C360_2012-11-20-18-35-07[1]

Postingan Populer