1 Benua 3 Negara 6 Kota Part VI

Seorang pria dengan setelan jas hitam berdasi bertubuh tegap mendatangi kami, tepatnya saya ibu perawat dan 3 orang pemuda dan 1 orang pemudi tanggung, yang sedang asyik berpoto di depan nama bandara di kansai tokyo, sambil menunggu ibu perawat yang sedang membeli air saya duduk di depan  tulisan bandara tersebut dan memperhatikan 4 orang  yang didatangi oleh pria itu, ada apa saya fikir karena wajah seorang dari mereka terlihat begitu pucat mungkin tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pria berbadan tegap tersebut, tidak lama ibu perawat datang sambil memberikan sebotol air dan mengatakan ini minum dulu air mineral tidak beralkohol sambil menunjukan tulisan katakana dan hiragana yang melingker lingker minum aja ini halal ujar ibu perawat, mungkin mau membalas budi setelah saya memberikan nasi liwet yang saya berikan padanya di kualalumpur, terimakasih saya bilang sambil membuka kemasan minuman pertama yang saya minum dengan bahasa yang tidak saya mengerti, alhamdulillah dahagaku hilang, waktu menunjukan pukul 7.00 pagi waktu tokyo.

Kembali saya tertegun melihat 4 orang muda mudi tersebut, dan disambut pandangan saya oleh ibu perawat tadi sambil mendekati ayo sambil jalan suami saya mungkin sudah menunggu di depan pintu bandara, ketika hendak beranjak pria yang tadi mendekati 4 orang pemuda tersebut menyapa saya dengan bahasa jepang yang saya cepat sehingga saya tidak mengerti hanya yang pasti bukan sapaan ramah saya fikir, karena apabila menyapa dengan ramah mungkin pria ini akan mengatakan ohayogozaimasu, selamat pagi tetapi ini tidak ada kata itu yang saya mengerti, tapi sapaannya langsung disambut dengan cepat oleh ibu perawat, dengan bahasa jepang yang lancar juga tanpa babibu sambil mengajak saya untuk menaiki eskalator dan menuju pintu keluar dan saya harus menuju ke bandara domestik untuk melanjutkan penerbangan ke fukuoka ya gate 2 itu.  harus saya cari sesuai dengan petunjuk yang istri saya berikan dan petunjuk yang tertera di tiket yang sudah saya print.

Ditengah perjalanan baru ibu perawat itu bercerita bapak-bapak tadi itu polisi jepang yang bertugas di bandara dia curiga sama kita, saya ibu perawat dan 4 orang muda mudi, karena terlalu lama bergerombol dan terlalu lama ngobrol di depan pintu itu tadi, katanya mau di bawa ke kantor untuk di periksa, saya jadi teringat teman saya yang di indonesia ketika berpoto untuk mengurus visa apabila sudah di jepang jangan jalan jalan bergerombol biasanya suka ada polisi yang patroli dan menanyakan identitas itu pesannya itu kejadian ketika saya baru saja sampai di bandara tersebut setelah cek in dan pemeriksaan di pintu awal tadi, untung saja ibu perawat ini sudah lama tinggal di jepang jadi sudah fasih dengan bahasa jepangnya dijawab hanya beristirahat sebentar untuk membeli minum, akhirnya langsung mengajak saya berjalan supaya tidak dibawa ke kantor dan banyak pertanyaan yang akan ditanyakannya begitu keterangannya, tapi saya jadi merasa bersalah juga kenapa saya tidak mengajak 4 orang yang tadi ya, mudah-mudahan mereka tidak apa-apa dan bisa melanjutkan perjalanan juga, sambil berjalan dan saya mengaminkan malah sempat mengambil poto pemandangan di bandara kansai yang terlihat sangat bersih jauh berbeda dari 2 bandara yang sudah saya datangi. 

Ketika pertamakali masuk bandara saja memang sudah lain suasananya karena dari lapangan terbang turun langsung naik kereta listrik persis seperti yang ada di dalam film doraemon bersih tidak ada sampah berserakan tidak ramai orang, tidak ada orang yang berjulan dan baru pertama kali datang kami disuruh antri untuk pemeriksaan surat-surat yang sudah jelas petunjuknya dan ada petugas yang mengarahkan jalur mana yang harus kami masuki, sambil bercerita ibu perawat ini bilang selanjutnya kamu harus ke mana saya mau ke miyazaki bu dengan pesawat peach dan ke bandara domestik, mmhhh… kalo gitu kita berlawanan arah begini saja saya anterin kamu dulu sampai ke tempat bis yang nganter kamu ke bandara domestik udah itu saya pergi atau mau saya antar dengan mobil suami saya tapi harus menunggu dulu sampai suami saya datang bagaimana ? saya jawab kembali sepertinya tidak usah bu nanti merepotkan biar saja saya menggunakan bis, yaudah nanti saya temani sampai tangga ke tepat berhenti bisnya saya tunjukin jalannya bandara ini soalnya gede banget bisa bisa nanti nyasar balik lagi ke malaysia haha akhirnya kami berdua hanya bisa tertawa dan sayapun ikut tertawa dalam hati dan berdoa mudah-mudahan ga nyasar.

Itu tangga ke pemberhentian bis nanti naik bis itu aja itu berhenti di bandara domestik, lurus belok ke kanan saya balik lagi ke tempat tadi kamu hati-hati ya salam untuk istrinya, sambil menunjukan jalannya dan saya melanjutkan perjalanan sendirian sambil berlalu dan kami pun berpamitan, kalo bisa nanti kabarin ya, ibu perawat itu bilang sambil berlalu pergi karena tidak lama suaminya menghubunginya via telephon.

saya pun melanjutkan perjalanan ke bandara domestik jepang untuk selanjutnya melanjutkan menggunakan pesawat Peach sampai ke fukuoka dan lanjut lagi sampai ke miyazaki, tempat pemberhentian akhirnya, saya pun berjalan menuruni tangga sampai ke pemberhentian bis dan mengikuti bis bandara yang tidak kalah nyamannya dengan kereta listrik pertama yang saya tumpangi, hanya beberapa menit sudah sampai ke bandara domestik jepang, menunggu penerbangan selanjutnya saya berkeliling melihat sekitar bandara, bersih mirip dengan bandara internasionalnya hanya lebih kecil saja, melihat sekeliling dan saya di hampiri oleh wanita jepang berseragam, ungu menyapa dengan senyum ramah, ohayogozaimasu selamat pagi, itu kata yang keluar pertama kali dan saya mengerti artinya selamat pagi saya jawab ohayogozaimasu, sumimasen wakaraimasen nihonggo o, yang artinya mohon maaf saya tidak mengerti bahasa jepang, mungkin mbak mbak jepangnya mengerti dengan sinyal-sinyal ketidak mengertian saya yang saya katakan selanjutnya saya bilang im from indonesia, icant speak japanese, dia menjawab hai, ya katanya selanjutnya dia hanya berbicara bahasa monyet yang saya tangkap artinya ticket, ticket karena dia menunjukan dengan membuat kotak dengan telunjuknya sambil berkata ticket ticket, oh saya mengerti dia minta ticket, sambil mengeluarkan tiket yang sudah saya print, kemudian mendorong koper saya untuk ditimbang beratnya dibantu oleh mbak-mbak jepang itu untuk membawakan koper saya, please katanya sambil mau membawakan koper, saya tolak dengan halus no thank you, saya bawa sendiri sapai akhirnya di bantu dengan mbak-mbak jepang yang menggunakan seragam yang sama berwarna ungu, sambil menunjukan tiket, dan menanyakan untuk bagasi nya, excusme sir do you have book a baggage katanya, saya katakan no i dont, im not book a baggage can you help me sambil menyerahkan tiket dan paspor, kemudian mba mba yang berpakaian ungu pun menimbang koper dan menanyakan kartu kredit untuk pembayarannya.

Do you have credit card, mmmhhh… saya jawab kembali i dont have credit card, can i pay my baggage with cash money saya bilang, im sorry sir u can’t pay baggage with cash money, duh bagaimana ini, solusinya, i have debit card with visa logo can use it saya bilang, dijawab lagi can i look your card sir, seraya memberikan kartu debit mandiri saya dan dikatakan lagi, im sorry sir u can’t use your debit card, duh bahaya ini bagaimana solusinya akhirnya saya hubungi istri saya seraya pamit minta waktu ke mba yang menjaga counter peach itu, excusme wait a  minutes i want call my wife,. saya bilang, ok please sir, saya hubungi istri, dan tiba-tiba nomor yang saya biasa hubungi tidak bisa dihubungi. Lagi-lagi saya berfikir apabila sudah waktunya take off dan saya tidak bisa melakukan pembayaran untuk bagasi mungkin solusi satu-satunya saya akan  titipkan koper yang isinya buah tangan itu ke petugas bandara, setelah sampai ke miyazaki dan bertemu istri saya akan mengambilnya kembali, itu solusi terakhir, tapi kalo ada solusi lain dan istri memiliki kartu kredit mungkin saya akan membayarnya dengan kartu kredit.

Saya teringat ketika istri meminta ijin untuk membuat kartu kredit, katanya kartu kredit di jepang tidak sama dengan kartu kredit di indonesia karena kartu kredit di jepang harus deposit uang terlebih dahulu tapi ada limitnya jadi ga jauh beda dengan kartu debit di Indonesia, boleh ga? pertanyaan istri beberapa bulan setelah tinggal di jepang dan saya mengijinkan istri untuk mengajukan kartu kreditnya di jepang. ini kejadian ter ulang seperti ketika di indonesia saya hendak berangkat, tidak beli bagasi, mmmhhhh… . dan pengalaman juga untuk yang baca kalo ke luar negeri atau kemanapun lebih baik booking bagasi dari awal. supaya tidak repot, saya coba kembali hubungi istri setelah 15 menit dan alhamdulillah ada jawaban dari istri di sebrang sana, ya sayang udah sampai mana, dengan nada lembutnya khas istri solehah, udah sampai bandara domestik yang mau lanjut ke fukuoka tapi ini bagasi koper yang isinya titipan temen-temen ayang dan yang punya ayang juga ga bisa di bawa soalnya belum pesen bagasi gimana? paling mas tinggal dulu nanti di bawa lagi kesini kalo memang tetap mau dibawa soalnya pembayarannya harus pake kartu kredit, sambil menunggu jawaban istri saya minta pulpen dan kertas ke penjaga stand peach, do you have pen and papper tanya saya, sambil disodorkan untuk saya menulis, iya yang maaf ya tadi ga dijawab soalnya nova sedang ada di kelas, jadi hp nova matiin, iya gpp saya bilang, jadi gimana ini sayang bagasinya mau di bawa ga? obrolan dengan istri pun berlanjut ya yang bawa nova kan punya kartu kredit cuman gimana cara pembayarannya, saya pun berpikir apabila menggunakan kartu kredit berarti harus gesek dan fisik kartu harus ada ditempat. yaudah tutup dulu nanti mas tanyain mbanya.

saya kembali bercakap-cakap dengan mba-mba jepang peach yang tadi, excusme i dont have credit card, but my wife have a visa card japan, can i use the card? saya bilang sama mbanya, dan mba mba jepang itu menjawab i can look your invitation? saya tunjukan undangan dari istri saya yang berbahasa jepang juga tapi memang ada bahasa inggrisnya dibawah tulisan yang melingker lingker itu, yang menunjukan alamat tinggalnya dan menunjukan tujuan saya berkunjung ke jepang, setelah itu mba mbak jepangnya menjawab, u can write number of card here sir, seraya menunjukan dan memberikan kertas dan pulpen yang tadi di berikan, akhirnya saya hubungi kembali istri saya dan menanyakan nomor kartunya, sambil menuliskannya di kertas yang tadi seraya menutup telepon dan menyerahkan nomor kartu visa istri beserta bolpoin yang tadi di pinjamkan oleh mba mba jepang. saya perhatikan ketika mba tadi dengan seksama memasukan data-data yang saya serahkan, dan selesai saya mendapatkan tanda bagasi untuk penerbangan peach, dan tiket masuk untuk check in, selesai, arigatougozaimasu saya bilang terimakasih banyak and thank you tiga bahasa ini saya campur untuk ucapan terimakasih, setelah pengurusan yang panjang, sambil tersenyum mba mba jepang itu pun mengucapakan arigatougozaimasu dan membungkukan badannya seperti orang ruku khas salam jepang saya balas dengan senyuman dan berlalu pergi ke tempat menunggu waiting room agar saya lebih bisa bersantai, cuaca begitu terasa sangat dingin pagi itu dan matahari masih belum terlihat karena awan yang memang masih mendung, melewati x ray untuk tas ransel dan tas pinggangang saya yang berisi kamera tanpa harus membuka sepatu.

setelah menunggu beberapa lama di ruang tunggu dan saya pergi ke toilet bukan untuk mencari mushola dan melaksanakan shalat subuh karena sudah di atas pesawat, saya hanya membersihkan muka dan buang air kecil dan lama tertegun di toilet, karena melihat toilet yang begitu bersih dan cangging dimana toiletnya menggunakan remote yang bisa menggunakan air panas dan air dingin, melihat toilet itu kembali saya berdecak kagum canggih, dan saya kebingungan lagi menggunakan toiletnya aduh ini gimana cara pakenya semua tombol saya tekan dan ya akhirnya saya tau mana tombol air panas, mana tombol air dingin mana tombol untuk menyiram, dan selesai, setelah dari toilet saya lanjutkan untuk membeli minum yang hangat-hangat, mungkin kopi atau teh, masuk ke supermarket ruang tunggu disana saya kembali dilayani oleh nenek-nenek jepang yang tersenyum ramah tapi tidak berbicara sepatah katapun mungkin aneh melihat saya yang setelannya tidak layak seperti orang kebanyakan jaket di double, kemudian sepatu boot, kupluk di kepala 1 tas ransel 1 tas pinggang dan 1 tas kamera tiga tas yang saya bawa nempel terus di badan sudah 2 hari ini,karena rata rata orang disana berjas dan berdasi, saya tanya u can speak english, lagi-lagi dia hanya tersenyum dan manggut mangut manggut, sambil memberikan sinyal dan mengeluarkan bahasa tarzan memberikan 10 jarinya pada saya dan menggoyang-goyangkan nya yang artinya mungkin tidak mmhh… dan sayapun menggunakan bahasa tarzan u have milk, tea or coffee, sambil membuat tangan saya menyerupai gelas dan mendekatkan ke mulut saya, dan dia pun mungkin sama tidak mengerti sambil tersenyum dan mengajak saya untuk mendekati rekannya, seorang pemuda jepang, entah berbicara apa karena pembicaraan mereka menggunakan bahasa jepang yang norolang kalo orang sunda bilang, lancar wush wush wush…..

kembali saya ulangi pertanyaan saya u can speak english, dan dia jawab yes i can, dan saya pun menanyakan u have milk or coffe ? mmhh… kembali dia bingung dan memberikan pulpen dan kertas.. saya tulis disana milk, hot tea or hot coffee, oh please sambil menunjukan kulkas yang berada tidak jauh dari pintu masuk, dan memberikan saya sebuah botol minuman yang ketika saya minum baru tau bahwa itu adalah milk tea dari rasanya, kalo dari warnanya seperti kopi susu karena coklat yang agak pekat, sambil membayarkan uang pecahan 1000 yen di kasir yang sudah saya tukarkan sebelumnya di indonesia dan mendapatkan kembalian 800 yen pecahan 500 dan 3 pecahan seratus,seraya mengucapkan kata kata pamungkas arigatougozaimasu yang artinya terimakasih dan mendapatkan senyuman dan bungkukan badan khas jepang. ramah, dan tulus saya lihat karena setiap orang disana pasti selalu melakukan hal yang sama tersenyum mengucapkan terimakasih membungkukan badan. budaya jepang memang mengasyikan tidak jauh berbeda dengan budaya orang sunda asli ramah murah senyum mungkin yang berbeda ucapan yang terimakasih setelah melakukan sesuatu dan melayani atau di layani kalo di jepang itu sudah merupakan kebudayaan kalo di kita belum semua melakukan itu. senyum ramah dan ucapan terimakasih pada setiap orang.

Postingan Populer