Ku Kembali Pada Tanah Air Tercinta

Tempat ini begitu rapi seperi pertama kalinya aku menginjakan kaki ke Bandara ini, Bandara Domestik Fukuoka sama seperti aku datang pertama kali, kursi putih dengan karpet abu di ruang tunggu Vip, dan lantai yang bersih walaupun banyak orang lalu lalang tanpa memperdulikan siapa yang ada di sisinya, udara yang bersih dengan AC yang selalu menyala, membuat dingin suasana ruangan, tulisan kanji, katakana dan hiragana berserakan di papan Boarding dan jadwal Flight disertai dengan tulisan berbahasa inggris yang dapat kumengerti, karena sisa huruf kanji yang beberapa potong saja yang terlintas dalam otakku yang sempat aku pelajari di bangku kuliah petugas Cleaning service yang biasa bertugas membersihkan bandara sedang bertugas, wanita yang sudah berusia 70 tahunan membersihkan lantai dan membawa payung yang tertinggal di kursi ruang tunggu sudah tidak dibawanya pulang diletakkan di tempat payung yang mungkin akan diambil kembali oleh yang empunya ketika sudah sampai karena banyak kulihat payung di sudut bandara dekat meja check in bandara dengan berbagai warna dengan dominan hitam dan bening transparan tidak ada seorang pun yang mengambil, walaupun ku yakin bukan property bandara, tetapi pengunjung yang tertinggal payungnya di bandara tidak ada yang berani mengambil rapih tersusun dalam satu wadah.

Ya…., tepat hari ini aku pulang untuk kembali ke tanah air tercinta dan meneruskan cita-cita ku untuk melanjutkan kuliah, sesuai dengan rencana awal ketika akan pergi meninggalakan tanah air , dengan bawaan yang tidak berkurang kiloannya oleh oleh untuk keluarga di Semarang dan di Bandung yang sudah dititipi oleh istri tercinta, pakaian, makanan, dll. Aku menunggu penerbangan domestik menuju ke Bandara Internasional Kansai Tokyo, seperti biasa untuk menunggu chek in, aku duduk di ruang tunggu, dengan berselancar menggunakan fasilitas wifi bandara yang di berikan Gratis,sambil memberikan kabar kepada Mama yang sudah menunggu dirumah, kukabari bahwa akan segera terbang ke Tokyo menggunakan pesawat pada pukul.11.00 Waktu jepang selanjutnya tengah malam akan tiba di Tokyo dan dilanjutkan dengan penerbangan pada pukul. 07.00 ke bandara Kuala Lumpur Malaysia, baru sore harinya terbang kembali menggunakan Pesawat yang berbeda untuk menuju ke bandara di Jakarta, tepat pada pukul 09.00 akan tiba di tanah air, dan melanjutkan perjalanan ke Bandung.

Masih rindu rasanya untuk memutuskan kembali ke tanah Air, diselingi dengan perasaan was was meninggalkan Istri yang masih harus melanjutkan Studinya, tapi kubuang jauh-jauh perasaan was was itu karena yakin di Negara ini mungkin lebih aman di bandingkan dengan Negara tercinta, payung yang tertinggal aja tidak ada yang mengambil, itu salah satu indikasi yang kucoba ambil untuk menenangkan perasaanku, walupun ada perasaan was was dengan melihat kondisi alam yang mengabarkan banyak Taifun, kadang terjadi gempa bumi, mengingat Internasional House yang istri ku pergunakan ada dilantai 5 dan letaknya berdekatan dengan laut, juga sering terjadi Tsunami itu yang terlintas, tapi kupasrahkan semua kepada sang Pencipta Allah. SWT, semoga semuanya baik baik saja, dan berharap ketika pulang sudah mengantongi gelar M.Eng, disandingkan dengan gelar MT, yang di dapatkan dari Universitas berlambang Gajah di Bandung, dan berharap untuk kehidupan yang lebih baik lagi, hanya itu harapanku.

Mengingat semua perjuangan istri untuk menyelesaikan Master Degreenya kembali pada lamunanku untuk melanjutkan kuliah yang sudah kutunggu pendaftarannya ketika pulang nanti, sambil memikirkan bagaimana nasib Perusahaan yang kutinggalkan beberapa bulan ini. Sambil memikirkan solusi bagaimana untuk kelanjutan pekerjaan yang aku tinggalkan, sambil meneruskan untuk melakukan penjualan jasa perjalanan wisata untuk kantor ku yang baru di Darussalam, mengingat pengalamanku yang lumayan panjang dan membuatku lebih mahfum untuk memberikan masukan pada Tour Travel yang baru tempat bekerja ku sekarang, juga teringat teman teman Darussalam yang sedikit banyak membantu ku untuk memberikan informasi ketika berangkat, sambil berkeliling menunggu keberangkatan ku dekati kembali Peach Air Line yang masih belum buka, karena pesawatku merupakan Flight yang paling pertama menuju Bandara Kansai, Duduk seorang wanita india yang masih memakai sari pakaian khas india, mungkin sedang studi yang terus memperhatikanku apakah dia khawatir atau mungkin heran karena kegelisahanku untuk menunggu keberangkatan, tapi dia tidak bertanya akupun hanya diam saja, selanjutnya dia mengeluarkan roti dan air mineral seraya memasukan kamera yang di tentengnya sejak tadi, tersenyum sambil menawarkan rotinya padaku, ku balas senyumnya sambil mengangkat sebelah tangan kananku dengan tanda bahwa aku menolak dan mengucapkan terimakasih dengan bahasa inggris karena yakin dia tidak mengerti bahasa indonesia,tersenyum lalu meninggalkannya.

 

Customer service dan beberapa orang pria sedang mengemasi mejanya sambil merapikan brosur dan catatan yang dia bawa dua orang wanita jepang itu menghidupkan lampu sambil menurunkan kursi yang berada di atas mejanya, terdengar suara dari pengeras suara yang menyatakan bahwa penerbangan ke Tokyo sudah di buka dalam bahasa jepang yang disambung dengan bahasa Inggris, bahwa penerbangan sudah di buka dan para penumpang di persilahkan untuk Chek in, kurang lebih begitu pesan yang ingin di sampaikan dalam pengeras suara itu. Bergegas ku meninggalkan kursi tunggu untuk Chek In dan memasukan Koper serta ransel bawaanku untuk dimasukan ke dalam bagasi pesawat, tidak banyak pertanyaan hanya saja, wanita jepang dengan kulit putih mulus dan senyum yang tersungging di wajahnya mempertanyakan mengenai Tongkat yang aku bawa untuk oleh oleh, “excuse me sir, this stick can’t be bring to baggage” sambil menunjuk pada tongkat yang ku bawa “oh why” tanyaku, “because worried broken” but you can bring to cabin”, oh ok jawabku, sambil membawa tongkat yang akan kuberikan pada papa sebagai oleh oleh selain itu alat untuk perlindungan diri karena nanti sampai di tanah air sudah tengah malam, koper yang kubawa tidak mendapatkan charge tambahan karena sudah pesan untuk bagasi sebelum keberangkatan, selanjutnya tinggal ransel dan tas pinggang yang kubawa yang didalamnya terdapat kamera dan baju, juga passport didalam tas pinggangku. Rindu akan makanan Indonesia dan rindu akan Bandung yang menjadi kota kelahiranku dengan segala keramah tamahannya dan rindu akan orang orang sekitar yang aku mengerti bahasanya.

 

Ku bawa pulang seluruh hal positif yang kudapatkan dari negara itu mulai dari keramahan orangnya, keteraturan kotanya, ingin diwujudkan di negara tercinta minimal menyamai untuk hal kenyamanan dan keteraturannya, walau bagaimanapun nyaman di negara orang lain ku merasa nyaman di negara sendiri, dimana masih ada bala-bala, pisang goreng, cireng isi, gehu, combro, yang tidak kudapati di negara yang serba canggih, banyak pelajaran yang dapat diambil dari negara ini, lihat moda transportasi mereka menggunakan kondektur yang sudah pegawai tetap mungkin kukira kira, atau PNS di negara ku, dia memberikan pelayanan yang prima selalu ramah, dengan sapaan yang keluar dari mulutnya, Arigatougozaimasu terimakasih, iraishimase selamat datang ketika penumpang datang tidak pernah lekang dari mulutnya keluar menyambut penumpang yang datang, tidak ada sampah berserakan di dalam bis, tidak ada yang mengamen di dalam bis, tidak ada kesemberautan sampai ada orang yang tertidur di tengah jalan seperti di negaraku, bagaimana orang ini bisa seperti ini itu pelajaran yang aku dapatkan untuk aku ambil dan mudah-mudahan bisa di terapkan di negara ku, misi itu yang aku emban layaknya seperti seorang negarawan yang ahli aku membuat strategi, mungkin SDMnya yang harus di perbaiki, atau tata pemerintahannya yang harus di perbaiki, atau mungkin harus dihilangkan terlebih dahulu satu generasi untuk membuat generasi baru agar bisa menyamai mereka,…Ah sudahlah aku akan bersyukur dilahirkan di tanah Air Tercinta Indonesia dengan semangat Bhineka tunggal ika yang tidak dimiliki negara manapun , melihat kondisi Geografis negaraku yang terdiri dari berbagai pulau, tidak mungkin menyatukan semua dan memperbaikinya dalam satu waktu.

Selesai Chek In yang kulakukan hanya berdiri dan mengelili bandara domestik, dan masih mengagumi toiletnya yang begitu bersih, terawat bahkan disertai dengan remote seperti menyalakan televisi, katro katro emang tapi baru kutemui toilet yang memiliki remote dengan berbagai pilihan air  panas air dingin, dan pengering semua ku tekan untuk mengetahui fungsi dari tombol tombol tersebut, tersenyum sendiri di buatnya., tanpa terasa akhirnya pesawat yang akan ku tumpangi menuju kansai sudah akan boarding bergegas ku berjalan dengan orang jepan lainnya yang akan menuju ke kansai Tokyo.

Postingan Populer